Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan sumber energi listrik menjadi faktor utama dalam kehidupan. Berbagai rutinitas kegiatan yang dilakukan manusia sehari-hari tidak jauh dengan barang elektronik sehingga membuat listrik menjadi kebutuhan pokok. Dengan semakin banyaknya permintaan akan listrik membuat pasokan listrik semakin tinggi, sehingga membuat kinerja pembangkit semakin berat serta minyak bumi sebagai bahan bakar pembangkit semakin menipis. Konsumsi energi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Indonesia sebenarnya sangat berpotensi untuk menjadikan sel surya sebagai salah satu sumber energi masa depan mengingat posisi Indonesia pada garis khatulistiwa yang memungkinkan sinar matahari dapat optimal diterima di hampir seluruh Indonesia sepanjang tahun.
Indonesia dikaruniai sinar matahari yang berlimpah sepanjang tahun, yaitu lebih dari 6 jam sehari atau 2400 jam dengan rata-rata intensitas sekitar 4,8 kWh/m²/hari setiap tahunnya. Tidak heran jika negara kita digadang-gadang akan berhasil mencapai pemanfatan energi baru dan terbarukan (EBT) di masa depan khususnya di pemanfaatan tenaga surya. Dimana energi surya yang dihasilkan berasal dari radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi. Sinar matahari dari radiasi tersebut kemudian diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya dengan kapasitas yang beragam. Sebagai contoh, penggunaan harga listrik tenaga surya 5000 watt yang banyak digunakan untuk gedung dan bangunan lainnya.
PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (photovoltaic cells) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya.
Energi yang bersifat terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi mengingat sumber tersebut sangat melimpah. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkitpembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satunya upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Jika kamu bertanya-tanya apa itu radiasi, radiasi singkatnya adalah pemindahan energi/kalor dari permukaan matahari ke suatu tempat di permukaan bumi yang dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Radiasi matahari ini sangat penting bagi pengaplikasian sitem PLTS. Hal ini dikarenakan faktor utama yang menentukan besar kapasitas panel surya adalah lamanya penyinaran matahari yang optimal untuk mengisi baterai agar dapat mensuplai energi sesuai dengan kebutuhan beban. Lamanya penyinaran sering diistilahkan sebagai waktu equivalent matahari (Equivalent Sun Hours atau Peak Sun Hours). Penentuan waktu equivalent matahari ditentukan dari besarnya radiasi rata-rata per meter persegi (m²) luas panel per hari. Karena equivalent rata-rata Indonesia besarnya dalah 4,8 kWh/hari, sehingga jam equivalent matahari adalah 4,8 jam.
Artinya, saat memilih kapasitas panel surya harga listrik tenaga surya 5000 Watt per panel belum tentu sesuai dengan intensitas radiasi di setiap kota. Pertimbangan memilih panel surya dengan memperhatikan radiasi rata-rata di kota Anda akan memaksimalkan efisiensi output panel surya.
PT. Hexana Semesta menjual Panel Surya dengan Brand GCL dengan kualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan anda untuk beralih ke tenaga surya sehingga dapat menghemat biaya tagihan listrik anda. Untuk mendapatkan informasi selengkapnya mengenai segala manfaat serta keuntungan menggunakan panel surya yang kami jual, anda bisa mengunjungi website kami di bawah ini:
留言