top of page
Search

Bagaimana mencegah batu bara agar tidak terbakar di stockyard?

  • hexanasemestaid
  • 18 hours ago
  • 2 min read
Combustion Pile in Stockyard
Combustion Pile in Stockyard

Pembakaran spontan (Spontaneous Combustion) pada tumpukan batu bara merupakan risiko serius dalam operasi pertambangan dan energi, di mana oksidasi batu bara dengan oksigen atmosfer menghasilkan panas internal yang berbahaya. Fenomena ini dipicu oleh tiga faktor utama: sifat reaktif batu bara (khususnya yang berperingkat rendah atau tinggi sulfur), adanya partikel halus (fines) yang meningkatkan luas permukaan kontak, dan yang paling krusial, penumpukan yang tidak padat. Oleh karena itu, strategi pencegahan harus fokus pada isolasi total batu bara dari suplai oksigen dan manajemen termal yang efektif.

 

Pencegahan paling fundamental terletak pada teknik penumpukan yang ketat, yang dikenal sebagai pemadatan maksimal. Batu bara harus ditumpuk secara berlapis, di mana setiap lapisan setebal 15 hingga 30 cm wajib dilindas berulang kali menggunakan alat berat seperti buldozer atau compactor khusus. Tujuan dari pemadatan ini adalah menghilangkan rongga udara di antara partikel batu bara, sehingga secara efektif memutus jalur difusi oksigen yang memicu reaksi oksidasi. Selain itu, desain tumpukan juga krusial; ketinggian harus dibatasi (ideal 6–8 meter) untuk memfasilitasi pelepasan panas, sementara lereng harus dibuat landai untuk mencegah retakan permukaan yang menjadi jalan masuknya udara.


ree


Untuk tumpukan yang direncanakan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama (jangka panjang), metode pencegahan tambahan sangat dianjurkan, yaitu dengan aplikasi penutup iner. Ini melibatkan pelapisan seluruh permukaan tumpukan yang telah dipadatkan dengan material yang tidak reaktif seperti tanah liat (clay) atau abu terbang (fly ash) setebal 30 hingga 50 cm. Lapisan inert ini bertindak sebagai segel kedap udara, memberikan penghalang fisik sekunder yang kuat terhadap penetrasi oksigen, sekaligus membantu melindungi tumpukan dari perubahan suhu ekstrem dan erosi.

 

Meskipun pencegahan fisik telah dilakukan, pengawasan proaktif tetap menjadi tindakan kunci untuk mendeteksi kegagalan. Pemantauan termal harian adalah protokol yang tidak boleh diabaikan. Operator harus melakukan inspeksi rutin untuk mencari tanda-tanda visual (asap, bau belerang) dan mengukur suhu internal secara berkala. Kenaikan suhu yang cepat (lebih dari 5°C per hari) atau suhu internal yang mencapai 60°C hingga 70°C adalah ambang batas kritis yang memerlukan tindakan segera untuk mencegah nyala api terbuka.

 

Jika hotspot atau titik panas terdeteksi, prosedur darurat harus segera diaktifkan, yaitu dengan teknik isolasi dan dig-out (penggalian). Titik panas harus diidentifikasi, diisolasi dari sisa tumpukan, dan digali keluar dengan cepat menggunakan alat berat. Batu bara yang panas kemudian disebar tipis-tipis di area yang aman dan terpisah untuk didinginkan secara cepat sebelum dimuat atau ditimbun ulang setelah suhunya normal. Penting untuk dicatat bahwa penggunaan air secara langsung dan berlebihan pada api internal yang besar harus dihindari karena berisiko memicu ledakan uap atau menghasilkan gas berbahaya.

 

Keberhasilan dalam manajemen risiko kebakaran spontan saat ini sangat bergantung pada integrasi teknologi mutakhir. Sistem pemantauan suhu tradisional sering kali terlambat, namun solusi canggih seperti Kamera Termal Optris yang disediakan oleh PT. Hexana Semesta memungkinkan deteksi kenaikan suhu hanya dalam hitungan detik dari jarak aman. Mengintegrasikan teknologi pemantauan termal real-time adalah langkah maju yang esensial, mengubah mitigasi risiko menjadi manajemen proaktif dan menjamin keamanan operasional stockyard Anda.


Condition Monitoring
Condition Monitoring

Hotspot Monitoring
Hotspot Monitoring

Jangan biarkan hotspot yang tak terdeteksi mengubah profit menjadi kerugian. Segera hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut.


 
 
 

Comments


bottom of page