Bahan galvanis merupakan material zinc atau seng yang menjadi pelapis besi, baja murni, dan baja ringan agar tidak mengalami pengkaratan atau korosi. Proses pelapisan ini biasa disebut dengan teknik galvanisasi.
Teknik ini adalah langkah alternatif dan ekonomis agar dapat memakai material-material berbahan aluminium atau stainless steel untuk mencegahnya berkarat atau keropos.
Lewat proses galvanisasi, logam akan bersifat anti korosi. Dengan tidak adanya lapisan seng, besi atau baja tetap mengalami pengkaratan lebih cepat karena adanya proses oksidasi.
Mengenal Proses Galvanisasi
Metode galvanisasi sendiri secara umum dapat diartikan sebagai proses aplikasi pemberian lapisan seng sebagai bahan pelindung pada besi atau baja. Istilah galvanisasi sendiri diambil dari nama penemunya, Luigi Galvani, ilmuwan dari Italia. Galvanisasi sendiri sudah mulai dilakukan pada abad ke-19.
Proses galvanisasi dilakukan dengan cara mencelupkan baja atau besi pada cairan zinc sebagai bahan galvanis. Selain dicelupkan ke dalam cairan seng panas, galvanisasi juga bisa dilakukan secara elektrokimia dan elektrodeposisi. Bahan pelapisnya terdiri dari zinc atau seng sebanyak 98% dan aluminium sebesar 2%. Ada juga yang menyebutkan jika cairan seng yang digunakan sebanyak 97% dan hanya menggunakan 1% cairan aluminium ditambah bahan lainnya hingga mencapai 100%.
Kegunaan cairan seng adalah untuk melindungi besi atau baja dari berbagai polutan penyebab karat. Seng yang menjadi bahan pelapis tersebut yang nantinya akan “mengorbankan diri” dengan berkarat demi melindungi besi atau baja.
Metode Galvanisasi
Ada beberapa metode yang dikenal dalam melakukan proses galvanisasi, yaitu:
1. Hot-Dip Galvanizing
Metode ini dilakukan dengan cara mencelupkan logam dasar (bisa berupa besi atau baja) ke dalam bahan galvanis. Logam yang akan dicelupkan harus bersih, maka dari itu perlu dibersihkan secara kimiawi atau mekanis. Hal ini bertujuan untuk memastikan adanya ikatan secara kualitas dapat terbentuk antara logam dasar dan cairan pelapis.
Setelah logam dasar selesai dibersihkan, kemudian logam dialirkan untuk menghilangkan sisa-sisa oksidasi yang masih menempel. Logam lalu dicelupkan ke dalam wadah berisi cairan pelapis yang telah dipanaskan agar ikatan metalurgi bisa terbentuk. Metode ini terbilang lebih ekonomis karena dapat dilakukan secara cepat.
2. Pra-galvanisasi
Sedikit mirip dengan metode di atas, pra-galvanisasi umumnya dilakukan di pabrik baja dan logam dasar yang dicelupkan telah berbentuk. Metode ini melibatkan logam yang digelincirkan lewat proses pembersihan yang sama dengan metode hot dip. Logam dasar melewati kolam cairan pelapis panas kemudian ditarik kembali.
3. Elektro-galvanisasi
Berbeda dengan kedua metode di atas, elektro-galvanisasi menggunakan arus listrik yang ada di dalam larutan elektrolit untuk menginjeksi ion seng ke dalam logam dasar.
Metode ini melibatkan pengurangan berbagai ion seng yang bermuatan positif yang menjadi logam seng. Kemudian logam seng tersebut diendapkan di dalam material yang bermuatan positif.
Agar dapat memastikan lapisan seng dapat menempel halus pada baja, perlu dilakukan juga proses penyulingan biji-bijian. Metode ini biasanya dilakukan secara terus menerus pada lembaran logam dasar.
Melalui pembahasan di atas diharapkan kamu bisa memilih material terbaik yang akan digunakan dalam proses pembangunan. Lantas, apakah kamu tertarik untuk menggunakan galvanis? Oleh karena itu, kami PT Hexana Semesta sebagai Exclusive Sole Agent di Indonesia untuk EMG Automation GmbH Germany akan membantu anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami. Untuk info lebih lanjut Produk-Produk EMG bisa menghubungi kami dengan mengklik tombol dibawah ini:
https://www.klopmart.com/article/detail/bahan-galvanis-untuk-pelindung-besi
Comments